Budidaya Bawal Bintang untuk Recovery Ekonomi Masyarakat Kepri di Masa Depan

suaraindonesia.media,- Bintan Provinsi Kepri yang terdiri 96 persen lautan dan 4 persen daratan. Tentunya potensi maritim di daerah itu harus di garap secara maksimal untuk mengembangkan potensi ekonomi dan mensejahterakan masyarakat.

Salah satunya dengan mengembangkan budidaya perikanan yakni budidaya ikan Bawal Bintang skala industri. Kepri bisa mencontoh Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sukses mengembangkan budidaya ikan Kakap Putih.

Read More
Bersama Dirjen Pembenihan KKP.

Kesuksesan Provinsi NTT melakukan pembudidayaan Ikan kakap Putih itu tak lepas dari ide cemerlang seorang Drs. Imam Kadarisman, mantan Wakil Ketua Umum Ikatan Alumni (IKA) Universitas Padjajaran (Unpad). Ide Imam bersama Gubernur NTT Viktor Laiskodat menetapkan kawasan budidaya laut di daerah yang dipimpinnya.

“Saya juga ingin Provinsi Kepri bisa seperti NTT mengembangkan budidaya perikanan,” ujar Imam Kadarisman, saat berbincang di Sun Bakery, Tanjung Uban, Senin (27/9/2021) malam.

Menurut Imam, Kepri bisa memanfaatkan potensi lautnya yang jauh lebih cocok untuk kegiatan budidaya perairannya . Dan pembudidayaan ikan Bawal Bintang bisa menjadi daya tarik tersendiri untuk para investor dan merupakan salah satunya yang bisa dikembangkan di Provinsi Kepri. Tentunya ini akan menjadi nilai tambah seperti Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).

“Pembudidayaan ikan Bawal Bintang ini bisa menggunakan keramba jaring apung (KJA). Karena keramba menjadi pilihan yang bagus untuk melakukan budidaya,” ucap mantan Direktur PT Stargold Internusa Jaya ini.

Dengan potensi sumber daya laut Kepri yang cocok untuk kegiatan budidaya, Pemerintah Provinsi musti serius membudidakan dengan KJA ukuran besar yang bisa panen 10 ton per kja untuk satu hamparan ada 100 kja, maka PAD yang bisa dihasilkan dengan 10 ton panen senilai 70.000.000.000, maka pendapatan daerah bisa mencapai 5 milyar. ini baru dari 1 luasan kawasan budidaya 10 hektar persegi.

Keramba Jaring Apung.

Bayangkan apabila 251.000 km2 digunakan untuk kegiatan budidaya, maka kepri seharusnya menjadi provinsi terkaya di indonesia hanya dari kegiatan budidaya saja, ini baru 0.1% dari potensi perikanan budidaya Kepri.

Sudah sejak lama perikanan budidaya mendapat perhatian serius dari Presiden Jokowi. Tetapi sampai saat belum ada satupun provinsi yang mampu merealisasikan keinginan presiden tersebut. Kepri harusnya mencoba menangkap peluang tersebut dengan cara budidaya skala industri. sedangkan jenis ikan yang dibudidyakan adalah bawal bintang, karena provinsi kepri telah punya bibitnya sendiri tanpa harus mendatangkan dari provinsi lain, ketersediaan Bawal Bintang tersebut ada di balai budidaya laut Pulau Setokok, Barelang.

Menurut Imam, mindset para nelayan di Kepri juga harus dirubah. Jika selama ini ini nelayan menjadi nelayan tangkap ikan, Saat ini harus berubah menjadi nelayan budidaya dengan keramba apung.

“Karena apa ? Karena hasil tangkap kedepannya akan semakin berkurang. Dan kita juga harus menciptakan generasi nelayan milenial serta merubah cara berpikir yang tidak hanya out of the box tapi sampai beyond the box,” ucapnya.

Untuk itu, Imam yang merupakan Direktur Bidang Kemaritiman Kamar Dagang dan Industri Kabupaten Bintan, serta Direktur Perikanan HKTI Kepri berharap Pemerintah Provinsi Kepri dapat membaca peluang dari potensi lautnya, salah-satunya pembudidayaan Ikan Bawal Bintang.

“Potensi PAD nya sangat besar dan harapan saya Pemprov Kepri melirik atau menggarap pembudidayaan ikan bawal bintang. Ini juga salah satu jurus jitu untuk memulihkan ekonomi Kepri pasca dihantam gelombang Covid-19,” tandas Imam. (Ode)

Related posts