Cegah Penurunan Populasi, Pemerintah Teliti Ikan Selar Bentong di Natuna Utara

SUARAINDONESIA.MEDIA, Jakarta –  Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan terus melakukan riset.

Salah satunya untuk keberlanjutan sumber daya perikanan.

Di Laut Natuna Utara, Balai Riset Perikanan Laut (BRPL) BRSDM telah melakukan riset pada Ikan Selar Betong untuk kelestarian ikan tersebut.

Secara umum, Ikan Selar Bentong (Selar crumenophthalmus) mungkin kurang akrab di telinga masyarakat awam.

Namun demikian, ikan ini merupakan salah satu jenis ikan pelagis kecil yang cukup dominan tertangkap di perairan Natuna, Laut Natuna Utara.

Sekaitan dengan itu untuk menjaga keberlanjutan Ikan Selar Betong, BRPL telah melakukan penelitian ikan tersebut di Laut Natuna Utara.

Kepala Pusat Riset Perikanan BRSDM Yayan Hikmayani dikutip dari kkp.go.id, Rabu 4 Agustus 2021 mengatakan penelitian ini bertujuan menganalisis biologi reproduksi dan dinamika populasi Ikan Selar Bentong.

Penelitian itu katanya  meliputi pola pertumbuhan, nisbah kelamin, rata-rata ukuran pertama kali matang gonad, tingkat kematangan gonad, indek kematangan gonad, musim pemijahan, rata-rata ukuran panjang pertama kali tertangkap, parameter pertumbuhan kematian dan tingkat pemanfaatannya.

“Selain itu penelitian ini juga mengkaji aspek penangkapan meliputi komposisi hasil tangkapan, hasil tangkapan per satuan upaya, musim dan daerah penangkapan serta merumuskan alternatif pengelolaan perikanan pukat cincin di Laut Natuna Utara, “ulasnya.

Terpisah, Peneliti BRPL Moh. Fauzi mengungkapkan hasil penelitian menunjukkan pola pertumbuhan ikan jantan dan betina bersifat isometrik.

Katanya, nisbah kelamin ikan jantan dan betina dalam kondisi seimbang. Sebagian besar didominasi ikan-ikan muda pada Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 1 immature dan TKG 2 maturing serta pematangan (ripening, TKG 3).

Ikan Selar Bentong katanya mengalami dua musim pemijahan yakni pada awal musim timur (Juni) dan awal musim barat (Desember-Januari).

Ukuran rata-rata tertangkap atau Lc (L50%) sebesar 18cmFL lebih kecil dari nilai pertama kali matang gonad (Lm) yakni 20,2 cm FL. Nilai Lc yang lebih kecil daripada nilai Lm mengindikasikan terjadinya growth overfishing.

Daerah penangkapan berada di sekitar Kepulauan Natuna. Ikan Selar Bentong mampu hidup di kedalaman 10-100 m dph dengan kedalaman optimum 40-60 m dph. Panjang asimptotik (L∞) berada pada kisaran 24,1-25 cmFL dengan laju pertumbuhan (K) 0,92-1,1/tahun. Laju eksploitasi berada di atas nilai optimumnya (0,5) yang mengindikasikan terjadinya overexplotation.

“Untuk menjaga keletarian sumber daya Ikan Selar Bentong perlu dilakukan beberapa opsi pengelolaan perikanan yakni penutupan area dan saat musim pemijahan, “sebutnya.

Kemudian tambahnta perlu pembatasan jumlah unit penangkapan dengan cara mengatur perizinan armada penangkapan dibawah upaya optimumnya.

Dia memberikan saran perlunya servei larva guna mengetahui lokasi pemijahan Ikan Selar Bentong sehingga dapat dijadikan dasar dalam kebijakan pengelolaan perikanan terutama berkaitan dengan closed area saat terjadinya musim pemijahan (closed season).

Kemudian katanya ntuk memulihkan kondisi sumber daya perikanan Selar Bentong perlu dilakukan pengaturan jumlah unit alat tangkap agar tidak melebihi nilai FMsy yakni 6.178 unit di seluruh Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Laut Natuna Utara dan memperbesar ukuran mata jaring minimal 2,75 inci.  (*)

 

Related posts