suaraindonesia.media – JAKARTA. SEKTOR pariwisata di Provinsi Kepulauan Riau mulai bernafas sejak diberlakukannya skema travel bubble Batam-Bintan, Singapura (BBS) sejak 23 Februari 2022 yang lalu. Secara perlahan para turis mancanegara dari Singapura masuk ke Kepri melalui pintu masuk Nongsa Batam dan Lagoi Bintan.
Namun demikian, pemberlakuan travel bubble tersebut masih menyisakan beberapa persoalan, karena masih ada peraturan-peraturan dari pusat yang cenderung membuat para turis belum merasa leluasa saat berkunjung ke Kepri.
Beberapa regulasi yang dirasakan masih perlu diperhatikan adalah pada saat pengurusan visa kunjungan di Kedutaan Besar Republik Indonesia, serta pemberian visa on arrival (VOA) terbatas pada wisman Khusus Warga Negara (WN) Singapura, dan kewajiban melengkapi diri dengan hasil negatif RT-PCR pre-departure (sebelum keberangkatan), serta tes ulang RT-PCR pada saat kedatangan di dan pada saat akan meninggalkan Indonesia.
Saat ini realisasi angka kunjungan wisatawan mancanegara di Kepulauan Riau masih cenderung kecil, dan belum memenuhi kuota sebanyak 350 orang wisman per minggu. Dan Jika aturan tersebut diperbaiki, diharapkan oleh Gubernur bisa mendongkrak lagi jumlah kunjungan wisman.
Hal ini dapat terlihat dari rendahnya realisasi angka kunjungan wisman periode 23 Februari 2022 sampai dengan 12 Maret 2022, dimana angka kunjungan di Kawasan Wisata Lagoi di Kabupaten Bintan hanya 127 wisman, dan Kawasan Wisata Nongsa Sensation di Kota Batam 171 wisman.
Untuk mengupayakan kemudahan turis Singapura berkunjung ke Kepri, Gubernur Ansar Ahmad langsung mengirimkan surat yang ditujukan kepada Kepala BNPB RI Mayjen TNI Suharyanto, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, dan Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly.
Surat Gubernur Kepri tersebut berisikan permohonan agar pemerintah pusat meniadakan kewajiban turis mancanegara melengkapi diri dengan hasil negatif RT-PCR pra kedatangan sebagai syarat melakukan perjalanan bagi turis khusus pada Pintu Masuk Kepulauan Riau, dengan pertimbangan bahwa turis khusus tersebut akan melaksanakan tes ulang pada saat kedatangan.
“Jika disetujui, Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersama Pemerintah Kabupaten/Kota dan instansi terkait siap untuk mengawal dan memastikan penyelenggaraan protokol kesehatan secara ketat. Termasuk manajemen lokasi wisata yang ditunjuk,” jelas Gubernur Ansar.
Selain itu, Gubernur Ansar juga berharap pemerintah pusat memberikan kemudahan pada pengurusan visa kunjungan bagi calon wisman khususnya di Kedutaan Besar Republik Indonesia, sehingga menciptakan kenyamanan bagi calon wisman khusus dan meningkatkan citra positif pariwisata Indonesia.
“Kita juga minta perluasan atas pemberian VOA tidak hanya terbatas bagi wisma khusus WN Singapura, melainkan juga bagi calon wisman dari negara-negara lainnya yang akan melakukan kunjungan wisata menuju Kepulauan Riau, guna meningkatkan minat calon wisman untuk berwisata ke Kepulauan Riau,” ujar Gubernur Ansar.
Adapun alasan Pemerintah Provinsi Kepri melayangkan surat permohonan keringanan tersebut, menurut Gubernur, dikarenakan data berbagai indikator kasus pandemi Covid-19 di Kepri cenderung sudah sangat baik.
Berdasarkan Laporan Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Riau, perkembangan COVID-19 di Provinsi Kepulauan Riau kumulatif selama 14 (empat belas hari terakhir) dinyatakan telah dapat dikendalikan.
Hal itu terlihat dari konfirmasi harian tertinggi tercatat pada tanggal 23 Februari 2022, dengan jumlah konfirmasi sebanyak 585 orang/hari, sementara rata-rata konfirmasi harian periode 24 Februari sampai 11 Maret 2022 dengan jumlah konfirmasi 357 orang/hari mengalami tren penurunan secara konsisten.
“Juga tidak ditemukan adanya transmisi Covid-19 pada kawasan wisata Travel Bubble” tegas Gubernur Ansar. (***)