suaraindonesia.media – JAKARTA. PANGLIMA TNI Jenderal TNI Andika Perkasa mengizinkan anak cucu keturunan anggota Partai Komunis Indonesia untuk mendaftar Seleksi Penerimaan anggota TNI dari berbagai jenjang, mulai dari Tamtama, Bintara, Akademi TNI ataupun prajurit karir.
Hal tersebut disampaikan Andika dalam rapat dengan panitia penerimaan pusat prajurit TNI Tahun Anggaran 2022.
Belakangan, keputusan orang nomor satu di tubuh TNI ini, memicu pro dan kontra di berbagai kalangan.
Petinggi PA 212, Slamet Maarif melayangkan kritik kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terkait keputusanya tersebut.
“Semoga rakyat makin sadar kalau PKI/Komunis itu buta ada dan bangkit bahkan sangat kuat diduga sudah ada di sekitar kekuasaan,” ujar Slamet kepada wartawan, Minggu (3/4/2022).
Slamet mengaku heran terhadap pernyataan Panglima Andika Perkasa tersebut. Dia bertanya apakah Panglima Andika Perkasa sudah lupa TAP MPRS Nomor 26 Tahun 1965 tentang larangan PKI belum dicabut? Apakah ada jaminan anak keturunan PKI tidak berideologi komunis?.
“Karena faktanya banyak anak keturunan yang terlihat membangkitkan ideologi dan faham PKI. Saran saya kepada panglima TNI sekarang fokus aja kerahkan kekuatan TNI untuk tindak teroris (KKB) di Papua,” tegasnya.
Hal yang sama juga disampaikan tokoh 212 Ciamis Nonop Hanafi. Menurut dia, PKI pernah membuat noda hitam pekat sejarah bangsa yang tidak akan bisa dihilangkan dari memori anak bangsa.
Menurutnya, kekejaman PKI pada rakyat terutama pada Ummat Islam adalah fakta nyata yang tidak bisa disembunyukan. Dan negara ini telah melarang idiologi komunis bangkit kembali di negeri ini melalui Tap MPRS.
“Maka apabila ada upaya dari pihak manapun yang berusaha melonggarkan aturan yang membuat Idiologi Komunis bangkit kembali hal ini semakin membuktikan kecurigaan bahwa PKI bangkit kembali dengan pola yang berbeda yang disebut KGB komunis gaya Baru,” katanya.
Nonop kemudian mengajak para tokoh bangsa yang memiliki kepedulian melakukan konsolidasi karena dia menganggap situasi nasional semakin tidak menentu.
Penyatuan persepsi, menurut Nonop sangat penting dalam meluruskan arah kompas bangsa kedepan, agar sejarah kelam bangsa tidak terulang kembali.
“Keputusan panglima TNI yang membolehkan anak cucu PKI masuk anggota TNI sangat meresahkan masyarakat dan semakin menambah kecurigaan bahwa PKI bangkit menguasai seluruh sektor struktur negara,” tandasnya. (***).